Selasa, 10 Januari 2012

Paradigma setiap manusia







Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang <br /> terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam









 


Paradigma dalam
disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).


 

Paradigma merupakan
basic seseorang untuk melakukan/berucap. Seperti contoh gambar ini yang
tentunya pasti sudah berkeliaran di Internet (mungkin sudah banyak dari
kita yang lihat):



 
Spoiler for Pict:




Apa yang Kamu lihat?



1. Seorang wanita cantik yang sedang menoleh, .. ?? atau



2. Seorang nenek..??




Apapun jawabannya, Kamu benar.

Apa yang terjadi di dunia ini tidak lepas dari paradigma, perang, konflik
horizontal, bentrok, semua berawal dari paradigma. Entah merasa bangga
dengan sukunya, agama, nasionalisme, yang jelas bangga itu boleh, tetapi
tidak dengan menghancurkan.


Umur menjadi salah
satu pembolak-balik paradigma seseorang. Bukankah Kita pernah berubah
dengan pemahaman tertentu, seiring dengan bertambahnya umur. Tapi, sayang
faktor umur tidak lantas secara otomatis membuat paradigma seseorang
menjadi lebih baik. Ada orang-orang yang umurnya sudah tidak pantas untuk
dianggap muda, masih saja tetap memandang dunia ini sempit, dan egois yang
keluar. Seharusnya dengan bertambahnya umur, cara pandang seseorang akan
bertambah, karena setidaknya ada 3 hal yang akan dilakukan oleh anak
manusia ketika umurnya bertambah:



1. Jalan-jalan



Pergi ke sekolah, menemui kota baru, tempat jajan baru, bahkan keluar
negeri dapat membuat Kita melihat lebih banyak budaya dan kebiasaan yang
jelas-jelas akan sangat berbeda dengan yang ada di rumah Kita
masing-masing. Dan, ini seharusnya menimbulkan nilai filosofis yang baru,
“Ohh, ternyata Saya tidak sendiri” , “Oh, ternyata disini habis makan
berbeda sekali” , “Duit di negara ini beda banget” , “Ada saljunya disini”
, nilai filosofis ini yang kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah dasar
yaitu “menerima perbedaan“



2. Baca Buku



Ada yang bilang, “membaca buku menggantikan perjalanan”, dengan membaca
buku Kita dapat melihat “jendela” yang diberikan oleh penulis. Sehingga
dapat menggantikan waktu, pengalaman pahit atau pun manis dari penulis.
Dan, melihat sudut pandang berbeda dari penulis dalam melihat dunia,
mungkin ada satu atau dua hal yang membuat Kita tidak setuju dengan
penulis, dan ini menjadikan Kita lebih mudah menerima perbedaan.



3. Ketemu Banyak Orang



Sekalipun orang yang menetap tinggal di dalam rumah, ia akan menemui orang
baru, entah peminta, tetangga baru, sales, atau apapun itu. Dan, yang
pasti antara satu manusia dengan manusia lainnya mempunyai sifat yang
berbeda, dan hal ini kembali menunjukan rasa menerima perbedaan





Saat Kita temui sebuah kelompok yang mengatasnamakan agamanya sendiri,
mengaku merawat bumi, padahal malah merusak bumi. Kita tidak mudah
menjudge agama tersebut, karena Kita tau bukan agamanya yang salah, tapi
orangnya.







 

Umur
menjadi salah satu faktor dari paradigma seseorang, entah menjadi lebih baik
atau lebih buruk. Bagaimanapun, saat umur bertambah, ketiga elemen di atas
akan bertambah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar