Jumat, 13 Januari 2012

Benarkah barcod itu berhubungan dengan "666" ato simbol setan.??







Barcode atau Kode garis




Barcode atau
Kode garis-garis batangan bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di
seluruh produk buatan pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan, semuanya
mencantumkan kode batangan ini. Kode yang terdiri dari garis-garis dengan
ketebalan yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang
mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di Amerika
Serikat pada awal tahun 1970-an.




 






Perkembangan demi
perkembangan global ini, membuat kalangan yang sejak awal mencurigai ada misi
tersembunyi di balik penggunaan Barcode, semakin yakin dengan kecurigaannya.
Mereka kebanyakan berlatar belakang sebagai Simbolog, Penulis, Peneliti, dan
Pengkaji Alkitab.




Salah satunya
adalah Mary Stewart Relfe, PhD. Perempuan pengusaha sukses dari Montgomerry, AS,
yang juga berprofesi sebagai seorang pilot sekaligus instruktur peralatan Multi
Engine Instrument Flight, telah menulis dua buah buku best-seller yang menyoroti
konspirasi ini. Salah satunya berjudul “666 The New Money System” (1982).


Dalam bukunya
tersebut, Mary Stewart yang juga seorang pengkaji Alkitab, sejak kecil sangat
yakin bahwa penggunaan Barcode terkait erat dengan rencana-rencana tersembunyi
dari konspirasi untuk menguasai dunia




Tiga TahapanMenurut
Stewart, upaya Konspirasi untuk menguasai dunia dalam hal pengidentifikasian dan
pengendalian dunia terbagi dalam tiga tahapan: tahap pertama dimulai tahun 1970
yang dijadikan titik awal bagi langkah-langkah ini.




Tahap kedua dimulai tahun 1973. Penggunaan Barcode yang awalnya diterapkan pada
barang manufaktur, kini mulai diterapkan pada manusia, antara lain lewat nomor
kodifikasi Angka Kesejahteraan Sosial (The Social Security Number) yang
digabungkan dengan sistem pemberian angka secara universal. Penggabungan dua
kodifikasi angka ini menjadi kode-kode batangan (Barcode) yang mirip dengan
Barcode pada produk manufaktur yang telah diterapkan tiga tahun sebelumnya.




Awalnya diterapkan pada kartu-kartu pintar seperti Credit Card, Debit Card, ID
Card, dan sebagainya. Namun pada perkembangannya juga mulai diterapkan pada
manusia. Target utama tahap kedua ini adalah pemerintahan, perbankan, dan
perusahaan-perusahaan pembuat kartu-kartu pintar (Smart Card).




Tahap ketiga meliputi usaha untuk mengidentifikasikan setiap macam yang ada di
dunia ini, baik yang bergerak maupun yang tidak. Semua pengidentifikasian ini
berguna untuk mengetahui sisi lemah suatu kelompok, wilayah, bahkan suatu bangsa,
yang nantinya bisa dijadikan senjata bagi Konspirasi.
Angka
Iblis
Para
pengkritisi Barcode berhasil menemukan salah satu rahasia paling vital dari
kode-kode batangan ini. Semua Barcode atau yang juga dikenal sebagai Universal
Product Code (UPC) Barcode memiliki angka 666 dan 13.




 










Untuk mengetahuinya,
silakan melihat Barcode yang ada di berbagai produk. Perhatikan jumlah angka
yang ada di bawah garis-garis batangan. Jumlahnya selalu 13 angka. Angka 6 yang
disimbolkan dalam kamus Barcode terdiri dari dua garis tipis saling berhadapan
terletak di sisi paling kiri dan paling kanan Barcode, dan satunya lagi garis
paling tengah. Ketiga garis yang melambangkan angka 6 ini lebih panjang
dibanding garis-garis lainnya.




Jadi, seluruh UPC Barcode yang tersebar di dunia ini memiliki rangka 666. Dalam
bukunya, Mary Stewart Refle mengutip salah satu ayat Alkitab: “Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya. Dan
tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting
di sini ialah hikmat: Barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan
binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya adalah: 666” (Wahyu 13: 16-18)




Stewart meringkas bahaya dari Konspirasi dalam hal Barcode: “Penerapan teknologi
Barcode pertama kali dilakukan pada produk barang, disusul kemudian pada kartu,
dan akan berubah menjadi sesuatu yang mengerikan dalam masyarakat yang tidak
lagi menggunakan uang kontan… “




Tidak ada komentar:

Posting Komentar